ContohCerita Fabel Singkat 2 Paragraf. 1. Kisah Ular dan Kura-Kura. Pada zaman dahulu hidup seekor ular yang sedang kelaparan, karena tak tahan akan lapar iapun mengunjungi temannya sang kura-kura .

Cerita dongeng monyet dan kura-kura dalah salah satu fabel yang paling popular di Indonesia. Dongeng ini di ceritakan secara turun… Lanjutkan Membaca →

28Desember 2020. Description: RIRI (Cerita Anak Interaktif & Game Edukasi) hadir dengan kisah baru : RIRI - MONYET DAN KURA-KURA. Dongeng ini sangat populer dan disukai oleh anak-anak. Dalam dongeng kali ini, menceritakan tentang kenakalan seekor monyet kecil. Suatu hari, Monyet dan Kura-Kura bersama-sama menanam sebuah pohon pisang.
Dongeng "Kura-kura dan Monyet yang Rakus"- Dongeng ini berbentuk fabel. Fabel adalah dongeng yang menjadikan hewan sebagai tepi hutan hiduplah seekor monyet dan seekor kura-kura. Pada suatu hari, monyet mengajak kura-kura menanam pohon pisang. "Kura-kura, mari kita menanam pohon pisang," ajak monyet. "Ayo, kau di sebelah kanan aku di sebelah kiri," jawab kura-kura. Hari berganti hari. Setiap hari kura-kura merawat pohon pisangnya. "Tumbuh, tumbuhlah pohon pisangku," kura-kura bernyanyi riang. Monyet hanya melihat tingkah kura-kura sambil tiduran di rerumputan. "Apa kabar Monyet? Bagaimana pohon pisangmu?" sapa kura-kura kepada monyet. "Biarkan saja, besok-besok juga berbuah," jawab monyet sombong. Bulan berganti bulan, pohon pisang kura-kura berbuah. Buahnya besar-besar. Ia akan mengundang kawan-kawannya untuk diajak berpesta pisang. Sebaliknya, pohon pisang monyet mati karena tidak dirawat. Pisang tanaman kura-kura siap dipanen. "Bagaimana cara memetik buah pisang ini?" pikir kura-kura. "Mungkin monyet mau membantuku." Kura-kura lalu meminta bantuan kepada monyet. "Maukah kau membantuku memetik buah pisang ini?" tanya kura-kura. "Aku bersedia, tetapi buah pisang itu nanti dibagi dua." jawab monyet. "Baik! " jawab kura-kura. Monyet lalu memanjat pohon pisang kura-kura. Bau harum buah pisang menggoda selera monyet. Ia lupa akan janjinya. Kura-kura menunggu di bawah pohon pisang. "Nyet, Nyet, mana pisang bagianku?" teriak kura-kura. "Sebiji pun tidak ada," jawab monyet rakus. "Nyet, ini pohon pisangku!" rengek kura-kura hampir menangis. "Salah sendiri mengapa tidak bisa memanjat pohon?" ejek monyet. Kura-kura mulai menangis. Hatinya sedih bercampur marah. Ia lalu menggoyang-goyang pohon pisang itu. Tiba-tiba.... bruk! Pohon pisang itu tumbang. Monyet itu jatuh. Dia mengerang kesakitan. Tubuhnya tertimpa batang pohon pisang. "Ampun kura-kura, tolong aku! Aku menyesal..." kata monyet. Tetapi, kura-kura sudah berlalu. Ia mencari sahabat baru. NN Parabinatang pun melepas lelah dengan jamuan makanan yang enak di rumah Pak Tani. Pesan Moral: Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Latihan memanjat dulu baru menang lomba kemudian. Demikianlah cerita fabel tupai dan kura-kura Vol.3 kali ini. Semoga bisa menghibur kalian.
Banyak sekali dongeng kura kura yang menarik untuk disimak, beberapa diantaranya sudah pernah kakak posting diantaranya adalah Dongeng Fabel Cerita Kura-Kura dan Monyet. Kali ini kakak akan kembali memposting dongeng kura-kura yang menjadi salah satu favorit kakak ketika masih kecil dulu. Dibaca sampai selesai yah. Fabel Cerita Dongeng Kura Kura Yang Hilang Kesabaran Alkisah, di suatu danau kecil yang indah, hiduplah seekor kura-kura. Sudah bertahun-tahun kura-kura itu tinggal dengan nyaman di sana. Ia bisa mencari makanan dengan mudah di danau itu. Segala kebutuhannya bisa terpenuhi tanpa perlu bersusah-susah mencarinya ke tempat lain. Suatu hari, dua ekor angsa sedang mencari makan, dan mereka sampai di danau kecil tempat tinggal si kura-kura. “Apakah kau adalah pemilik tempat ini?” tanya salah satu angsa dengan nada yang sopan kepada si kura-kura. “Bukan, tapi aku sudah lama tinggal di sini,” jawab kura-kura, rendah hati. “Kalau begitu, kami perlu meminta izin kepadamu bila hendak mencari makan di sini. Apakah kau mengizinkan kami?” “Tentu saja,” jawab kura-kura. Ia merasa senang dengan sikap sopan yang ditunjukkan oleh kedua angsa itu. “Silakan kau mencari makan di sini. Aku tidak berkeberatan, asalkan kau turut menjaga lingkungan ini dengan baik.” Kedua angsa amat gembira karena telah mendapatkan izin dari kura-kura untuk mencari makan di danau. Sejak saat itu, kedua angsa rutin pergi ke sana. Mereka menjalin persahabatan yang hangat dengan si kura-kura. Musim hujan entah kenapa tidak kunjung datang. Musim kemarau masih saja melanda wilayah tempat tinggal kura-kura. Hal ini membuat danau yang ada di sana mengering. Lingkungannya juga sudah tidak sehat lagi. Kedua angsa yang biasa datang ke tempat itu sudah mulai sulit mencari makanan. Terpikir dalam benak mereka untuk pindah ke tempat lain yang lebih subur dan nyaman. “Bagaimana kalau kita ajak si kura-kura juga?” tanya angsa pertama. “Kasihan kalau dia ditinggal sendiri di danau yang sudah mengering itu.” Angsa kedua menganggukangguk setuju. Mereka lantas mendatangi kura-kura untuk menjelaskan maksud mereka. Kura-kura senang dengan ajakan kedua sahabatnya itu. Bagaimanapun, danau tempat tinggalnya sudah tidak nyaman lagi. “Tapi bagaimana caraku pindah dari sini?” tanya kura-kura. Ia segera teringat bahwa ia tidak bisa terbang seperti kedua sahabatnya. “Kalian tahu, aku tidak punya sayap seperti kalian.” Kedua angsa tersenyum. “Tenang saja, kami sudah memikirkan hal itu,” jawab mereka berdua. Angsa pertama menunjukkan sebilah tongkat, lalu berkata kepada kura-kura, “Aku akan mencengkeram ujung tongkat ini, sementara saudaraku akan mencengkeram ujung Iainnya. Nanti kau gigit bagian tengah kayu itu. Dengan begitu, kau bisa terbang bersama kami.” “Baiklah, aku setuju!” seru kura kura, penuh semangat. Ia sangat terkesan dengan ide kedua sahabatnya itu yang menurutnya sangat cemerlang. “Tapi ada satu hal yang perlu kau perhatikan,” angsa pertama memasang tampang serius. “Kau sama sekali tidak boleh berbicara selama kami terbang. Kalau tidak, gigitanmu bisa terlepas, dan kemudian kau akan jatuh.” “Tenang saja, aku tidak akan melepaskan gigitanku,” jawab kurakura, mantap. Fabel Cerita Dongeng Kura Kura Setelah semuanya siap, mereka pun segera berangkat. Kedua angsa terbang dengan kecepatan sedang sambil mencengkeram sebilah kayu pada ujung yang berbeda. Sementara itu, kura-kura bergantung di tengah kayu dengan cara menggigitnya kuat-kuat. Rombongan tersebut melintasi sebuah sungai. Tampak beberapa anak yang sedang bermain air dan berenang di sana. “Hei, Iihatlah,” seru salah satu anak kepada teman-temannya sambil menunjuk ke arah angsa yang sedang terbang. “Lucu sekali kura-kura itu! Ia bergantung di kayu yang dibawa oleh angsa!” “Oh iya! Hahaha… lucu sekali!” seru anak Iainnya. “Baru kali ini aku melihat kura-kura yang bisa terbang! Hahaha!” “Mungkin sebenarnya dia adalah burung yang dikutuk menjadi kura-kura, hahaha….” Kura-kura merasa jengkel mendengar ucapan anak-anak itu. Maka kemudian ia pun berseru keras kepada mereka, “Hai, kenapa kalian mengejekku? Ini sama sekali dak lucu!” Olala… kura-kura lupa bahwa ia tidak boleh berbicara selama sedang menggigit kayu yang dicengkeram oleh kedua angsa. Sesaat setelah mengucapkan kalimat tadi, ia pun jatuh dari ketinggian karena gigitannya terlepas. “Aaaaaak…,” jerit kura-kura. Tidak ada yang bisa ia perbuat selain berteriak. Begitu pula kedua angsa. Ia tidak bisa menolong sahabatnya yang terjatuh itu. Kecelakaan itu memang sudah menjadi kesalahan si kura-kura, sebab ia tidak bisa menahan diri. Sejurus kemudian “Jebyuuuurll” Kura-kura terjatuh ke dalam sungai. Dalam hati, ia sangat bersyukur. Sebab jika jatuh di daratan, maka tubuhnya bisa hancur berkeping-keping. Kura-kura segera berenang, lalu menepi. Kedua angsa sahabatnya bergegas menghampirinya. “Kau tidak apa-apa, kura-kura?” tanya angsa pertama. “Aku baik-baik saja,” jawab kura-kura sambil tersenyum lemah. Jantungnya masih berdebar keras setelah mengalami peristiwa yang menyeramkan tadi. “Seharusnya kau tadi jangan berbicara!” seru angsa kedua. “Untunglah kau tidak apa-apa. Kami benar-benar panik!” “Iya, maafkan aku ya teman-teman,” kata kura-kura dengan raut wajah menyesal. “Tadi aku tidak bisa menahan diri mendengar ejekan anak-anak tadi. Ini semua memang kesalahanku sendiri.” Kedua angsa saling berpandangan. Kemudian mereka pun berusaha menghibur hati si kura-kura. “Ya sudah, hendaknya peristiwa tadi menjadi pelajaran. Sekarang Iebih baik kita berangkat. Apakah kau sudah siap, kura-kura?” Kura-kura mengangguk-angguk. Maka mereka semua pun melanjutkan perjalanan. Kali ini kura-kura bisa menahan diri untuk tidak berbicara selama dalam perjalanan. Sebenarnya di beberapa tempat yang mereka lewati, orang-orang menertawakan kura-kura yang bergelantungan di udara. Namun, kura-kura tidak terpengaruh. Ia berhasil menahan diri. Setelah beberapa lama menempuh perjalanan, mereka pun tiba di tempat tujuan dalam keadaan selamat. Hikmah dari Fabel Cerita Dongeng Kura Kura adalah Menahan diri adalah salah satu kemampuan yang perlu kita miliki untuk mencapai tujuan tertentu. Kita tidak perlu terlalu memikirkan ejekan atau omongan buruk dari orang-orang yang ditujukan kepada kita. Lebih baik kita fokus berusaha untuk meraih keinginan dan cita-cita kita. Namun ingat bukan berarti kita tidak memperhatikan masukan orang lain yah, gunakan kritikan ornag lain untuk memperbaiki diri. Temukan dongeng kura kura terbaik lainnya pada posting kakak Cerita Rakyat Fabel Kera Licik dan Seekor Kura – kura dan Kisah Cerita Anak Kura-kura dan Monyet Pembohong Simpan
Suatuhari, seekor Bebek sedang asik berenang. Pada saat Bebek berenang, sang Monyet sedang asik tidur-tiduran sehingga tidak memperhatikan keberadaan Bebek. Setelah Bebek selesai berenanng, air sungai pun berubah menjadi kotor dan suara riuh sang Bebek membangunkan Monyet. Monyetpun sangat marah, ia langsung turun dari pohon dan menghampiri si

Kali ini kembali kami terbitkan salah satu cerita rakyat fabel dunia yang seru dan layak di ceritakan kepada si kecil. Dongeng fabel ini memiliki pesan moral yang baik untuk di petik. Cerita Rakyat Fabel Dunia Rumah Kura-Kura dan Burung Seekor kura-kura sedang beristirahat di bawah pohon, di mana seekor burung membangun sarangnya. Kura-kura berbicara kepada burung itu dengan mengejek, “Betapa rumah kumuh yang Kamu miliki! Itu terbuat dari ranting yang rusak, tidak memiliki atap, dan terlihat Jelek. Yang lebih buruk adalah Kamu harus membangunnya sendiri. Lihatlah rumah saya, yang merupakan kulit saya, jauh lebih baik dan kuat daripada sarang Kamu yang menyedihkan ”. “Ya, ini memang terbuat dari ranting yang patah, terlihat lusuh karena itu terbuat dari yang saya temukan di alam. Mungkin bagimu ini terlihat jelek, tetapi saya membuatnya sendiri, dan saya menyukainya. “ “Saya kira sarang kamu seperti sarang hewan lainnya, tidak ada yang lebih baik dari sarang saya,” kata kura-kura itu. “Dan aku tahu kamu pasti cemburu dengan cangkangku.” “Sebaliknya”, jawab burung itu. “Rumah saya memiliki ruang untuk keluarga dan teman-teman saya, mereka bisa berada disini dan kami saling mengunjungi; Cangkang kamu memang sangat kuat namun tidak ada ruangan untuk orang lain selain Kamu. Mungkin Kamu memiliki rumah yang lebih kuat dan bagus. Tapi saya juga punya rumah yang nyaman dan membuat hidup saya behagia, ”kata burung itu dengan gembira. Pesan moral dari Cerita Rakyat Fabel Kura-Kura Dan Burung ini adalahJangan menghina atau menganggap remeh orang lain, semua orang punya kelebihan dan kekurangannya lebih baik rumah kecil yang ramai daripada rumah besar yang sepi. Baca juga cerita rakyat fabel dunia lainnya pada posting sebelumnya yaitu 18 Contoh Cerita Rakyat Dunia Pendek Dengan Pesan Moral Untuk AnakKisah Cerita Anak Kura-kura dan Monyet PembohongDongeng dan Cerita Anak Serigala dan LandakKumpulan Cerita Pendek Anak-Anak IndonesiaCerita Anak-Anak Pendek Monyet, Tupai dan Serigala5 Cerita Rakyat Fabel Nusantara Dongeng Sebelum Tidur Navigasi pos

Ditepi hutan, hiduplah seekor tupai dan kura-kura. Menurut Tupai, Kura-kura adalah hewan yang lambat. Bahkan untuk berjalan saja, Ia sangat lama mirip dengan keong. Tupai tidak menyukai sifat Kura-kura yang terlalu sering menasehatinya. Entah sudah berapa kali, Kura-kura menasehati Tupai. Tupai memang dikenal oleh Kura-kura sebagai kawan yang
Judul Cerita Fabel Kura-kura dan Monyet Dahulu kala hiduplah seekor monyet dan kura-kura yang bersahabat sangat akrab. Setiap hari mereka selalu menjalankan aktivitas bersama-sama mulai dari bermain hingga mencari makanan. Suatu hari mereka pun menemukan beberapa biji pisang dan berniat untuk menanamnya di rumah masing-masing. Monyet dan kura-kura pun menanam biji pisang yang ia dapatkan. Kura-kura merawat biji pisang yang ditanam tersebut dengan rutin menyiraminya setiap hari. Sedangkan monyet tidak rajin merawat biji pisang tersebut dan hanya menyiraminya seminggu sekali. Suatu hari, monyet pergi ke rumah kura-kura dan melihat pohon pisang yang sudah besar. Kebetulan, kura-kura pun meminta bantuan monyet untuk memetikkan buah pisang yang sudah masak. “Sahabat baikku, maukah kamu petikan untukku pisang itu, tidak perlu khawatir karena kamu juga akan kasu kasih jatah.” Monyet pun bersedia, dan dalam hatinya ia berniat untuk mengambil semua buah yang ada di pohon. Begitu sampai di atas pohon, monyet pun memakan semua buah pisang. Kura-kuta pun kaget dan marah dengan perilaku monyet tersebut. Monyet pun tidak menghiraukan kura-kura dan melanjutkan untuk makan pisang sampai kenyang. Namun tanpa disadari, ada salah satu dahan pusang yang tetak dan akhirnya dahan itu jatuh bersama monyet. Monyet pun meringis kesakitan karena tulang punggungnya patah. Pesan Moral Contoh Cerita Fabel Jangan rakus terhadap sesuatu apalagi jika itu milik orang lain karena nantinya bisa merugikan diri kita sendiri dan bisa menyakiti perasaan orang lain. Originally posted 2020-03-29 105717.
Ceritafabel Monyet dan Buaya yang serakah memiliki beragam versi. Salah satu versinya mengisahkan tentang seekor buaya yang hendak menangkap seekor bebek yang sedang berenang di sungai. Ia bisa saja dengan mudah menangkap dan memakan bebek itu. Namun, sang bebek berkat, "Tubuhku sangat kecil.

Cerita dongeng monyet dan kura-kura dalah salah satu fabel yang paling popular di Indonesia. Dongeng ini di ceritakan secara turun temurun. Hari ini kami ingin menceritakan kembali dongeng fabel ini intuk adik-adik semua. Semoga kalian suka. Suatu hari, hiduplah sekeor Kura-Kura dan Monyet yang hidup bertetangga dalam sebuah pohon besar. Kura-Kura yang tinggal di bawah, sementara sang Monyet tinggal diatas dahan. Kedua hewan tersebut hidup dengan sangat rukun, saling berbagi dan saling tolong menolong. Suatu hari, Monyet berkunjung kerumah Kura-Kura. Kura-Kura pun menyambutnya dengan senang hati. Tiba-tiba, hujan pun turun dengan sangat lebat. Mereka menghabiskan waktu dengan berbincang-bincang sambil menunggu hujan reda. Dari perbincangan keduanya. Akhirnya, Monyet mendapatkan sebuah ide untuk menanam pohon Pisang dengan pohon besar, tempat mereka tinggal. ’ Sahabatku, seandainya saja ada pohon Pisang didekat tempat tinggal kita ini. Pasti kita berdua bisa memakan sepuasnya tanpa harus mencari makanan kemana-mana.’’ Usul Monyet ’ Kau benar sekali, kalau begitu. Besok kita bersama-sama menanam pohon Pisang dekat dengan rumah kita.’’ Ujar Kura-Kura. ’ Baiklah, kau memang sangat pintar. Besok aku akan pergi untuk mencari bibit pohon Pisang.’’ Ujar Monyet kegirangan. Dengan hati gembira, pagi-pagi sekali Monyet sudah terbangun dari tidurnya dan mulai mencari bibit Pisang. Setelah ia berjalan cukup jauh. Akhirnya, ia menemukan sebuah batang pohon Pisang yang hanyut disungai. Monyet pun segera terjun ke sungai dan mendorong batang Pisang menuju tepian. Cerita Dongeng Monyet dan Kura-Kura Fabel Terpopuler Monyetpun membawa batang Pisang kerumahnya. Sesampainya di depan rumahnya, ia memanggil Kura-Kura sahabatnya. Ia pun menyuruh Kura-Kura untuk membagi batang Pisang tersebut menjadi dua. ’ Kau mau yang mana? Bagian atas atau bawah?’’ ujar Monyet. ’ Terserah kau saja. Kau sudah bersusah payah membawanya kemari. Kau saja yang pilih duluan.’’ Ujar Kura-Kura. Akhirnya, Monyet mengambil bagian atas. Ia berpikir bagian ataslah yang akan cepat berbuah lebat. Ia pun memberikan bagian bawah serta akarnya kepada kepada Kura-Kura. Tanpa menunggu waktu lama, Kura-Kura langsung menanam batang Pisang tersebut. Kura-Kura merawatnya setiap hari. Sehingga pohon Pisang tumbuh dengan sangat subur. Saat yang dinanti pun akhirnya tiba, Pohon Pisang milik Kura-Kura siap untuk di panen. Sementara, milik Monyet mati karena layu. Karena Kura-Kura tidak dapat memanjat, ia meminta bantuan kepada sabatnya Monyet untuk memetik Pisang-pisang itu. ’ Monyet sahabatku, pohon Pisangku sudah berbuah dan tumbuh tinggi. Namun, aku tidak dapat memajatnya. Maukah kau menolongku untuk memetik Pisang-pisang itu? Aku akan memberikan sebagian Pisangku kepadamu’’ kata Kura-Kura. Tawaran dari Kura-Kura diterima dengan senang hati oleh Monyet. Ia pun langsung memanjat pohon Pisang. Namun, setelah sampai diatas. Ia pun mengambil satu Pisang yang sangat segar dan terlihat lezat itu untuk dimakan. Tidak puas hanya satu. Monyet pun terus menerus memakan Pisang tersebut. sementara, Kura-Kura yang menunggu di bawah pun menjadi sangat kesal. ’ Monyet, cepat lemparkan Pisang bagianku!’’ teriak Kura-Kura. Namun, Monyet pura-pura tidak mendengarnya. Ia terus saja memakan buah Pisang tersebut. Kura-Kura kesal karena Monyet sama sekali tidak mendengarkannya. Kura-Kura pun pergi dan mengambil sarung milik Monyet. Kebetulan, di dekat tempat tinggalnya tersebut, terdapat sebuah tempurung kelapa yang cukup besar. Ia pun akhirnya bersembunyi di bawahnya. Setelah Monyet kenyang. Ia pun turun dan membawa sisa Pisang untuk Kura-Kura. Ia pun memanggil Kura-Kura. ’ Kura-Kura, dimana kau? Aku bawakan Pisang bagianmu.’’ Ujar Monyet. Namun, yang dipanggil pun tidak ada jawaban. Monyet pun akhirnya memutuskan untuk kembali kerumahnya. Sebelum ia pulang, ia menyadari bahwa sarungnya hilang. ’ Kura-Kura, cepatlah keluar. Cepat kembalikan sarungku. Aku sangat malu pulang tanpa sarung. Ini Pisang bagianmu.’’ Ujar Monyet memelas. Monyet pun terus mencari Kura-Kura dan kelelahan. Ia pun beristirahat di atas tempurung tersebut. ’ Kura-Kura, cepatlah keluar ambil Pisangmu dan kembalikan sarungku.’’ Ujarnya. Tiba-tiba, di bawah tempurung terdengar suara aneh. ’ Kuuk.’’ Mendengar bunyi tersebut, Monyet mengira itu suara kentutnya sendiri. Ia pun terus memanggil Kura-Kura agar keluar. Namun, suara itu terdengar kembali. Dan begutulah seterusnya. Karena Monyet merasa kesal. Ia pun memukul pantatnya sendiri dengan batu. Hal itu membuatnya sangat kesakitan. Sementara, Kura-Kura tidak tega mendengar Monyet yang kesakitan. Akhirnya, Kura-Kura keluar dari tempurung tersebut. ’ Hai Monyet, ini sarungmu. Itulah akibatnya. Karena kau terlalu serakah. Akhirnya, dirimu sendiri yang kesakitan.’’ Ujar Kura-Kura. Monyetpun menahan rasa sakitnya dan meminta maaf atas perbuatan buruknya kepada Kura-Kura. Pesan moral dari Cerita Dongeng Monyet dan Kura-Kura Fabel Terpopuler adalah jangan pernah ingkar janji dengan apa yang telah di ucapkan. Orang yang sering ingkar janji tidak akan disukai dan akan menanggung hal buruk dimasa yang akan datang.

EUcd.
  • s3tv0un1v9.pages.dev/453
  • s3tv0un1v9.pages.dev/393
  • s3tv0un1v9.pages.dev/484
  • s3tv0un1v9.pages.dev/454
  • s3tv0un1v9.pages.dev/589
  • s3tv0un1v9.pages.dev/492
  • s3tv0un1v9.pages.dev/413
  • s3tv0un1v9.pages.dev/85
  • cerita fabel monyet dan kura kura